Di berbagai belahan dunia, teh menjadi salah satu produk pangan yang wajib ada di setiap dapur. Masyarakat Indonesia sendiri sangat menggemari teh. Tidak hanya nikmat diseduh saat sedang hujan, tetapi teh juga sering dihidangkan untuk teman makan sehari-hari hingga untuk acara spesial.
Wilayah Indonesia yang subur terkenal sebagai penghasil teh terbaik di dunia, salah satunya wilayah Parahyangan/Priangan, dan dalam bahasa Belanda disebut Preanger. Konon katanya, wilayah Priangan/Parahyangan dikenal sebagai tempat bersemayam para rahyang atau hyang. Masyarakat Sunda kuno mempercayai bahwa para dewa menghuni wilayah yang tinggi dan luhur, sehingga pegunungan diyakini sebagai tempat hyang/dewa tinggal.
Menurut legenda Sunda, tanah Priangan tercipta saat para dewa sedang tersenyum dan memberikan berkah serta restu yang berlimpah. Kisah ini merupakan suatu penggambaran akan alam Priangan yang asri, indah, serta subur.
Teh Preanger berasal dari perkebunan teh di wilayah Priangan, tepatnya di daerah Gamboeng, desa Mekarsari, Bandung Selatan. Kebun teh ini dirintis oleh Rudolf Eduard Kerkhoven dan sudah berdiri sejak tahun 1873. Keindahan alam Gamboeng serta perjalanan usaha keluarga Kerkhoven pun tertulis dalam buku The Tea Lords karya Hella S. Haasse.
Kualitas dan rasa teh Preanger yang juara membuat teh ini sangat disukai warga dunia sehingga harga jual teh ini sangatlah tinggi di sekitar tahun 1870-an. Wilayah pegunungan Priangan yang menghasilkan teh terbaik bahkan dijuluki sebagai emas hijau atau green gold area. Inilah mengapa warna hijau dan emas menjadi elemen warna penting pada kemasan Teh Java Preanger yang melambangkan teh berkualitas terbaik di dunia hingga menjadi produk berharga setara emas. Sedangkan warna hijau melambangkan kesehatan dan warna alami daun teh.
Teh Java Preanger terdiri dari beberapa varian, di antaranya:
Teh Putih Gamboeng/Gamboeng White Tea
Teh putih Gamboeng terbuat dari pucuk daun Camellia sinensis yang masih sangat muda, belum mekar, serta diselimuti rambut halus berwarna putih perak. Apabila mengering akan berubah warna menjadi putih. Varian teh ini juga disebut silver needle dikarenakan bentuknya menyerupai jarum keperakan. Diproses secara alami tanpa proses oksidasi/fermentasi, sehingga bentuk teh asli tetap dapat dipertahankan. Kandungan antioksidan teh ini sangat tinggi karena proses pengolahan yang natural. Bahkan, menurut penelitian Hilal & Engelhardt (2007), teh putih Indonesia memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibanding teh putih dari China serta varian teh lain seperti black tea dan green tea.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dr. Rohayati Suprihatini dan rekan dari IPB menyatakan bahwa 1 cangkir teh putih memiliki kandungan antioksidan setara 12 gelas jus jeruk. Berbagai khasiat kesehatan teh ini antara lain berfungsi sebagai antivirus dan dapat membantu menurunkan resiko kardiovaskular, menyehatkan usus, melindungi syaraf, serta mencegah kerutan dan penuaan. Teh ini memiliki rasa yang ringan dengan aroma bunga mawar, sehingga sangat nikmat untuk diminum.
Teh Hijau Steaming/Sencha Tea
Teh ini berasal dari teh kering yang merupakan hasil pengolahan pucuk dan daun muda teh Camellia sinensis dengan proses kukus/steaming. Teh ini memiliki rasa dan aroma yang kuat serta unik, satu-satunya di dunia. Walaupun Jepang juga memiliki sencha tea, namun aromanya lebih terasa seperti ikan, sedangkan sencha tea Gamboeng memiliki profil rasa seperti kacang rebus. Berbagai khasiat kesehatan teh ini antara lain dapat membantu mencegah kanker, menurunkan obesitas, serta menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Tertarik mencoba Teh Java Preanger? Kamu bisa membelinya di Shopee, Tokopedia, ataupun di Javara Store ya!
Artikel ini adalah bentuk dukungan Javara terhadap produk lokal berkualitas yang terindikasi geografis. Inisiatif IGIS adalah kerjasama antara Indikasi Geografis Nasional Indonesia, DJKI Kemenkumham, Kemendag, dan ARISE+ Indonesia.
