Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan lada, salah satu rempah primadona yang jadi andalan saat memasak. Lada Indonesia sudah sejak ratusan tahun lalu menjadi komoditas yang dicari banyak orang di seluruh belahan dunia. Sejarah jalur rempah yang sangat kompleks pun turut diwarnai oleh lada dari kepulauan Indonesia, salah satunya dari daerah Luwu, Sulawesi Selatan.
Daerah Luwu diyakini sebagai tempat peradaban Bugis berasal serta memiliki sejarah dan budaya yang begitu kental. Konon, kisah kerajaan Luwu pun juga tercantum dalam epos I La Galigo, suatu karya tulis dan lisan yang berbentuk puisi dalam bahasa Bugis yang menceritakan tentang asal mula kehidupan manusia di bumi.
Selain kaya dengan identitas sejarah, daerah Luwu memiliki reputasi sebagai salah satu daerah sentra lada terbesar di Sulawesi Selatan. Lada Luwu memiliki varietas unggulan bernama Malonan yang tahan dari penyakit tanaman Busuk Pangkal Batang (BTB). Selain itu, yang membuat lada ini spesial adalah cita rasa khasnya yang lebih pedas dengan kandungan piperin yang lebih tinggi dibandingkan dengan lada dari daerah lainnya. Lada ini memiliki aroma yang kuat yang dihasilkan dari minyak atsiri yang terkandung di dalamnya.
Budidaya Lada Luwu yang begitu pesat dan diminati pasar dunia turut membantu kesejahteraan hidup para petani lada di Sulawesi Selatan. Dengan berbagai potensi dan keunggulan yang dimilikinya, bahkan lada luwu disebut sebagai lada masa depan Indonesia. Sebagai upaya menjaga kualitas serta kekhasan Lada Luwu, komoditas ini juga telah terdaftar dalam sistem perlindungan Indikasi Geografis yang mewakili 182 kelompok petani lada.
Lada Luwu dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan memasak, mulai dari bumbu marinasi, hingga bumbu untuk berbagai masakan goreng dan berkuah. Rempah yang satu ini pastinya akan membuat segala jenis masakan menjadi lebih nikmat.
Tertarik mencoba Lada Luwu? Kamu bisa membelinya di Shopee, Tokopedia, ataupun di Javara Store ya!
Artikel ini adalah bentuk dukungan Javara terhadap produk lokal berkualitas yang terindikasi geografis. Inisiatif IGIS adalah kerjasama antara Indikasi Geografis Nasional Indonesia, DJKI Kemenkumham, Kemendag, dan ARISE+ Indonesia.
