fbpx
Articles - IndonesianMindful Living

Anak Muda Bertani di Tengah Kota? Siapa Takut! Simak Urban Farming ala Kebun Kumara Di Sini

By May 17, 2022July 14th, 2022No Comments

Banyak orang merasa skeptis tentang aktivitas bertani di tengah kota, atau yang lebih dikenal dengan istilah urban farming. Selain karena lahan yang terbatas di tengah kota, kebanyakan masyarakat kota memiliki aktivitas yang sangat padat sehingga tidak punya banyak waktu dan tenaga untuk berkebun. Terlebih bagi anak muda, konsep bertani masih terasa kurang familiar untuk dilakukan. Di tengah tantangan tersebut, Kebun Kumara justru hadir dengan konsep urban farming yang cocok untuk anak muda.

Beberapa waktu lalu, Helianti Hilman/Heli (Founder Javara) berbincang-bincang hangat dengan Soraya Cassandra/Sandra (Co-Founder Kebun Kumara) seputar urban farming, kaitannya dengan sustainable living, mengajak anak berkebun, hingga tips dan trik membuat pupuk kompos sendiri di rumah. Selain itu, ada juga sesi masak-masak menggunakan bahan-bahan alami dari kebun.

Ingin tahu pembahasan lebih lanjut? Simak terus artikel berikut ya!

Awal Mula Menjadi Petani Kota

Berawal dari keinginan untuk memulai usaha yang berbasis pendidikan, Sandra mencari inspirasi hingga ke Jogja dan bertemu pegiat komunitas-komunitas lain seperti Bumi Langit, Omah Lor, dan Agradaya.

“Lalu kita masuk ke dunia itu. Dunia permakultur, berkebun, bertani, mengkompos, gaya hidup yang lebih lestari, mengenal asal usul makanan. Akhirnya kita mikir, kok kita ngga pernah belajar ini di perkotaan ya? Kita cuma menanam kacang hijau lalu jadi taoge, tidak ada pengalaman sama makanan, kita tidak mengolah sampah kita. Akhirnya kita berpikir, sepertinya kita harus bawa konsep kehidupan ini ke kota. Maka lahirlah Kebun Kumara,” jawab Sandra.

Menyatukan Anak dengan Alam

Bagi masyarakat perkotaan, menyatukan anak dengan alam menjadi tantangan tersendiri. “Di kota, ngga semua orang punya kebun karena lahan sempit dan lainnya. Aku berpikir bagaimana caranya biar lebih banyak anak bisa main di kebun. Maka kita buka kebun kita untuk anak-anak, outdoor play yang terinspirasi dari alam. Jadi, anak-anak dibawa ke kebun,” papar Sandra.

Urban Farming dan Sustainable Living

Saat ditanya oleh Helianti tentang keterkaitan antara urban farming dan sustainable living, Sandra menjawab, “Kenapa urban farming/gardening enak banget dikaitkan dengan sustainability karena kegiatan itu lewat aksi. Kita selalu bilang ke orang bahwa kalau dia menanam, maka dia akan merawat tanaman itu. Saat dia menanam, dia akan melihat bahwa tanamannya butuh pupuk. Lalu terpikirkan bahwa dia punya sampah, dan sampah bisa dijadikan kompos untuk pupuk. Dia bisa melihat konsep sustainability dengan nyata, di rumahnya, sehingga dia bisa belajar konsep sustainability yang lebih membumi.”

Tips & Trik Membuat Pupuk Kompos di Rumah

Di podcast ini, Sandra juga menjelaskan beberapa pupuk alami yang bisa dibuat di rumah dengan mudah. “Pertama, lewat kompos. Semua jenis sisa makanan kita, baik daging dan tulang bisa dikompos dan hasilnya dapat dipakai untuk tanaman. Kompos itu kan menyeimbangkan nutrisi yang ada, jadi bisa dikasih ke tomat, jahe, atau lainnya. Kedua, ekoenzim. Semua yang tidak dimasak jadi fresh, jadi ngga boleh ada minyak. Misal sayur dan buah, dibikin jadi ekoenzim, dimasukkan ke air. Ditunggu dua bulan dan jadilah pupuk cair. Semuanya bisa dibuat di rumah menggunakan sisa dapur, tidak ada yang harus dibeli.”

Bagaimana Javarian, apakah tertarik untuk mulai berkebun di rumah? Untuk info lebih lengkap seputar bincang-bincang dan masak-masak Javara x Kebun Kumara, kamu bisa tonton di link berikut ya!

admin

About admin

Open chat
Want to purchase?
Hello, What Would You Like To Purchase?